Separuh bagian dari kerja jurnalistik adalah mengumpulkan fakta yang bisa dilakukan dengan observasi dan wawancara. Observasi bisa dilaksanakan wartawan dengan melibatkan diri dalam peristiwa, mengamati langsung peristiwa atau mengutip catatan publik terkait peristiwa yang hendak diberitakan. Sedangkan wawancara hanya dilakukan jika wartawan tidak bisa observasi, untuk menangkap latar belakang fakta mengenai pengalaman, pendapat dan cita-cita orang lain.
Pelaksanakan observasi, bisa diurai sebagai berikut:
- Persiapan Observasi
- Jalin jaringan narasumber untuk mendapatkan informasi rencana kegiatan,
- Penuhi kebutuhan wawasan yang mungkin dibutuhkan dalam observasi,
- Maksimalkan penguasaan persoalan yang hendak diobservasi,
- Maksimalkan pengenalan tentang subjek-subjek yang terlibat dalam observasi,
- Pastikan punya akses ke lokasi,
- Mintalah izin masuk jika tuan rumah mewajibkan,
- Kenakan Id card jika tuan rumah menyediakan,
- Pastikan tidak datang terlambat,
- Bawalah peralatan yang memadai,
- Pastikan alat pencatat berfungsi baik, jika perlu siapkan alat pencatat cadangan,
- Bawa pula alat pendukung seperti kamera dan perekam suara
- Pelaksanaan Observasi
- Perhatikan dengan cermat setiap bagian peristiwa yang dialami atau amati,
- Catatlah hal-hal penting yang mungkin dibutuhkan dalam penyusunan berita,
- Ingatlah bahwa fakta adalah 5W+1H yang berkesimbangunan berkali-kali,
- Dialog yang menarik atau penting dari subjek-subjek yang diobservasi,
- Ingat pula, bahwa melibatkan diri bukan berarti tak objektif!
- Akhir Observasi
- Jika dianggap perlu, minta izin atau bikin janji wawancara dengan subjek yang diobservasi,
- Minta alamat atau nomor telepon objek observasi jika diperlukan,
- Jika dianggap perlu lanjutkan dengan wawancara, atau setidaknya pastikan waktu dan tempat wawancara,
- Pamitlah dengan santun demi terjalinnya hubungan baik untuk waktu mendatang. [] bison
Tidak ada komentar:
Posting Komentar